Filsafat Pengetahuan

HADI, H.1994. Epistemologi (Filsafat Pengetahuan). Penerbit Kanisius, Jogjakarta.
Rasa kagum disini ditujukan  pada yang tampak jelas dalam pengalaman sehari-hari, dalam kehidupan biasa, atau dalam hal-hal yang biasa ada di lapangan
Setiap anggapan umum dapat dijadikan pertanyaan reflektif. Bila epistemologi berhasil menghilangkan keraguan  terhadap yang dipersepsi oleh anggapan umum, kita menemukan kepastian reflektif dan bisa dinamakan pengetahuan.Pikiran manusia tidak dapat mencapai kebenaran objektif.
Pengetahuan manusia merupakan fungsi dari cara beradanya dan cara beradanya pada hakikatnya bersifat temporal. Eksistensi manusia selalu belum terpenuhi: ia adalah makluk yang tidak selesai, yang berada dalam proses pembentukan diri. Keberadaan manusia tidaklah sama dengan keberadaan batu. Ada benda-benda yang melulu identik dengan dirinya sendiri, lengkap, seutuhnya terwujudkan, tepas, tanpa cacat di dalam eksistensinya. Eksistensi manusia terbuka bagi masa depan karena juga terbuka bagi masa sekarang; manusia sesaatpun tidak pernah seutuhnya identik dengan dirinya sendiri, memiliki keberadaannya sendiri. Kalau manusia tidak pernah “pas” dengan dirinya sendiri, tetpai selalu berbeda dari dirinya sendiri, melampaui dirinya, maka pengetahuan manusia juga tidak pernah melulu menjadi miliknya.
Kenyataan yang ada pada saya berada di dalam kesadaran saya.Objek yang diketahui berada di dalam subjek, tetapi pada pengertian interioritas- yaitu identifikasi. Objek berada didalam subjek  sehingga tidak mungkin untuk membedakan batas-batas antara yang diketahui dan yang mengetahui. Sejauh sujek tahu, ia identik dengan objek yang diketahui sesuai dengan kadar pengetahuannya.
Sadar adalah sadar akan sesuatu dan apa yang disadari mempunyai status yang tidak dapat direduksikan, sehingga objek tersebut mempunyai kenyataan yang sama sebagaimana kesadaran saya. Kita tidak perlu menemukan jalan keluar dari subjektifitas untuk mencapai objektifitas.  Kesadaran selalu bersifat bipolar, selalu relational. Kesadaran selalu berarti kesadaran diri akan yang lain. Maka kita tidak bisa menghilangkan salah satu di dalam hubungan itu tanpa menghilangkan hubungan sendiri.
Adanya manusia adalah suatu ada di dalam suatu situasi. Adaku “disini” berarti pada titik waktu tertentu, pada tempat ini, dengan orang ini, di lingkungan budaya ini dan seterusnya. “Aku” dari pengalaman diberikan sebagai pusat di dalam situasi. Subjektifitas murni adalah subjektifitas tanpa isi. Sebaliknya sebagai subjektifitas yang eskisten saya bukanlah subjektifitas murni, tetapi pengada berkat partisipasi.  Yang muncul pertama kali bukanlah kesadaran mengenai benda-benda, bukan pula kesadaran akan suatu substansi berpikir, tetapi korelasi dengan dunia. Kesadaran cenderung untuk menerjemahkan korelasi ini kedalam hubungan kognitif antara subjek dan objek. Dialog memberi kepadaku esksistensi dunia: dialog memuat sapaan dari aku kepada engkau, tetapi juga memuat yang lain dari aku dan engkau sebagai sasaran dialog. Maka yang lain, dunia, ditemukan sebagai yang ketiga di dalam dialog antar pribadi itu.
Di pusat pengetahuan adalah pertanyaa.  Karen saya dapat mempertanyakan pengalaman, maka saya dapat membedakan antara kesan dan kenyataan. Manusia mempunyai masalah, karena dia pengada bertanya. Sebagai penanya, saya merupakan bagian dari masyarakat pengada bertanya. Bahasa adalah rumah dari pengada. Pertanyaan disuarakan dalam bahasa. Awal dari pikiran adalah pertanyaan. Di dalam pertanyaan termuat seruan dan jawaban dari aku dan engkau (dunia) yang saya tanyakan adanya.
Kemungkinan salah hanya muncul di dalam menerapkan pertimbangan dengan menyatakan keputusan.  Untuk mempercayai kebenaran kesaksian pengalaman indrawi, beberapa syarat harus terpenuhi yaitu: objek harus disesuaikan dengan jenis indra, organ indra harus normal dan sehat, medium harus ada. Objek khusus adalah data yang ditangkap oleh satu indra saja misal warna, suara, dan bau. Objek umum adalah data yang dapat ditangkap oleh lebih dari satu indra: keluasan dan gerakan ( dapat dilihat dan diraba, dan mungkin oleh indra lainnya).
Ide mengenai ada berlaku untuk segala sesuatu yang ada dan setiap perbedaan antara semua yang ada. Kata ada berlaku untuk setiap makluk individual sebagai keseluruhan maupun bagi setiap bagiannya. Misalkan benda-benda yang kita belum pernah dan tidak akan pernah tahu, itu tetap ada. Maka ide mengenai ada tidak terbatas pada pengalaman. Prinsip-prinsip pertama adalah:
1.    Prinsip identitas: apa yang ada, ada; apa yang tidak ada, tidak ada.
2.    Prinsip alasan memadai: apapun yang ada mempunyai alasan yang memadai untuk adanya.
3.    Prinsip kausalitas/penyebaban efisien: apapun yang mulai ada, menuntut adanya suatu sebab efisien.
Kita mengartikan substansi sebagai sebuaha pengada yang bereksistensi sebagai sebuah prinsip lengkap dan tunggal dari tindakan yaitu suatu kodrat dari jenis tertentu. Kita memgalami diri sebagai kodrat  fundamental seperti itu sebagai pusat kegiatan yang bersifat otonom. Pragmatisme menganggap bahwa kebenaran adalah apa yang membawa hasil. Suatu pertimbangan itu benar jika dengan menggunakanny saya mencapai hasil yang berguna. Pertimbangan itu salah kalau dengannya dihasilkan hal yang merugikan. Kalau suatu pernyataan tidak membuat perbedaan bagi kegiatan, maka artinya kecil saja di dalam membicarakannya benar atau salah. Kebenaran suatu pernyataan terletak di dalam harga tunainya (cash value). Pikiran terbatas pada waktu dan kebudayaan. Objektivitas dan historisitas menjadi dua hal yang penting. Pikiran manusia terbentuk oleh proses sosial dan sejarah.  Cara dimana benda-benda tampak dari perspektif sosial dan historis tertentu bukanlah dengan sendirinya juga merupakan cara mereka tampak kepada pikiran yang berada di dalam perspektif sosial dan historis yang berbeda. Apa yang benar sekarang tidak harus benar besok, atau hari berikutnya tau bagi semua orang.

Hello world!

Welcome to WordPress.com. After you read this, you should delete and write your own post, with a new title above. Or hit Add New on the left (of the admin dashboard) to start a fresh post.

Here are some suggestions for your first post.

  1. You can find new ideas for what to blog about by reading the Daily Post.
  2. Add PressThis to your browser. It creates a new blog post for you about any interesting  page you read on the web.
  3. Make some changes to this page, and then hit preview on the right. You can always preview any post or edit it before you share it to the world.